Kamis, 05 Juli 2012
Rabu, 04 Juli 2012
Informasi Pendaftaran Pesantren Ramadhan
PROPOSAL KERJASAMA PELAKSANAAN
PESANTREN RAMADHAN
DI PONPES DARUL HIKMAH
IFTITAH
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang sempurna dengan
anugerah akal dan hati. Dengan akal yang cerdas dan hati yang bersih manusia
akan mampu mencapai kesuksesan dalam hidupnya, di dunia dan akhirat.
Untuk menjadi manusia yang sukses tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan
secara akademik atau IQ ( Intelligence
Quotient ) saja. Orang yang sukses adalah yang bisa menyeimbangkan antara
IQ ( Intelligence Quotient ), EQ ( Emotional Quotient ) dan SQ ( Spiritual Quotient ).
Puasa Ramadhan adalah merupakankan sarana bagi umat islam untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sarana yang paling ampuh
untuk menguji ketaatan kita kepada Allah dan kepedulian dengan sesama. Sarana
terbaik untuk mengendalikan hawa nafsu.
Begitu besarnya menfaat dari puasa Ramadhan maka segenap umat islam di
dunia dengan suka – cita menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan. Barbagai
kegiatan keagamaan digelar secara merata baik di daerah pedesaan maupun
perkotaan. Begitupun diberbagai instansi seperti kantor pemerintah, kampus, dan
sekolah – sekolah.
Melaksanakan puasa Ramadhan adalah untuk memenuhi kewajiban sebagai orang
beriman, dengan tujuan mencapai derajat taqwa. Sebagaimana dalam firman Allah
dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya “Hai orang – orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.
BAGAIMANA DENGAN PESERTA DIDIK KITA . . . ?
Saat menjelang dewasa, anak mulai mencari identitas dirinya. Ia mulai
berupaya mengenal kondisi fisik dan psikologis, serta memiliki suatu konsep
diri hingga akhirnya mampu mengembangkan dirinya. Bila remaja tidak diarahkan
sedini mungkin pada aktifitas yang menunjang tugas hidupnya, bisa jadi mereka
terombang – ambing dan terjerumus ke dalam akses negatif pergaulan. Maka sudah
semestinya para remaja islam dikembangkan kearah kepribadian bernuansa islami.
Untuk melaksanakan hal itu perlu kerjasama seluruh komponen termasuk pengelola
dan departemen pendidikan.
Pada bulan Ramadhan Departemen Pendidikan juga memberikan petunjuk
pelaksanaan kegiatan menyambut bulan Ramadhan dengan istilah Pesantren Kilat. Tentunya pihak sekolah
juga mempunyai kreativitas sendiri bagaimana melaksanakan kegiatan. Pesantren
Kilat yang dilaksanakan di sekolah, biasanya terdapat beberapa kelemahan.
Antara lain; siswa kurang bersemangat, KBM kelas lain akan terganggu, materi
yang kurang menarik, banyak guru yang harus repot mengurus kegiatan, sarana
yang kurang mamadai.
Berdasar pemikiran dan kenyataan di atas maka, Pondok Pesantren Modern
Darul Hikmah Sleman Yogyakarta mencoba menawarkan kerjasama pelaksanaan
Pesantren Ramadhan ( Sanlat ) yang tampil beda. Pesantren Ramadhan ini
dirancang khusus dan diperuntukkan bagi peserta didik tingkat SMP dengan masa
efektif pelaksanaan kegiatan 1 malam 2 hari setiap kelompok.
TEMA KEGIATAN : “ Dengan Pesantren Ramadhan Kita
Tingkatkan Iman, Ilmu dan Amal untuk Meraih Derajad Muttaqin”
MENGAPA HARUS DI PONPES MODERN DARUL HIKMAH
. . . ?
v
Ponpes Darul Hikmah memiliki fasilitas yang
memadai berupa; Masjid kapasitas 500 orang, Ruang Asrama dan Aula yang luas.
v
Telah berpengalaman menyelenggarakan kegiatan
Pesantren Ramadhan bagi sekolah – sekolah (SMP) di wilayah Yogya selama 5
tahun.
v
Memiliki Team Work yang kompak dan semangat,
kompeten dibidangnya, terdiri dari ustadz , guru dan karyawan.
v
Bisa memberikan suasana dan pengalaman baru bagi
peserta (siswa) sehingga lebih semangat dalam mengikuti kegiatan.
v
Kegiatan dikemas dengan menyeimbangkan iman,
ilmu dan amal dalam bentuk teori, pelatihan dan praktek ibadah.
v
Kontribusi tidak mahal tapi berkualitas. (
Bandingkan dengan seminar setengah hari dengan biaya Rp.100.000,-)
KAPAN WAKTU PELAKSANAANNYA . . . ?
Agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta berkualitas
maka waktu pelaksanaan kegiatan dibatasi maksimal sampai tanggal 21 Ramadhan,
yaitu : Klik Disini Untuk Melihat
Waktu Pelaksanaan. Sekolah peserta dapat memilih waktu yang sesuai. Sekolah
yang lebih dulu konfirmasi langsung ke Darul Hikmah berhak memilih waktunya.
BAGAIMANA CARA MENDAFTARKAN . . . ?
Sekolah calon peserta sudah harus mendaftar paling lambat 22 Juli 2012. Untuk konfirmasi / pendaftaran bisa
langsung datang ke Kampus Terpadu Ponpes Darul Hikmah, Jalan Palagan Tentara
Pelajar Km 15, Sembung Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta, telp. (0274) 897 024.
081 226 921 29 ( Dra.Hj.Sunarti,M.Pd. ).
BERAPA KONTRIBUSINYA . . . ?
Kontribusi sebesar Rp 75.000,-
/siswa,dengan fasilitas :
v
Ta’jil, snack, makan (buka puasa) dan makan sahur
v
Asrama
v
Sertifikat
v
Tambah Ilmu, Pengalaman dan teman
APA SAJA MATERINYA . . . ?
Materi
inti dalam kegiatan ini meliputi :
v
Refleksi Puasa Ramadhan
v
Bedah Film Risalah
v
Manajemen Qolbu dan Muhasabah
v
Quantum Akhlaq
v
Taddarus
v
Qiyamullail
v
Bimbingan Sholat
Baca Cuplikan Materinya Disini
BAGAIMANA METODENYA . . . ?
Kegiatan ini diseting dengan memanfaatkan dan menciptakan sumber belajar
yang kondusif, bertempat di masjid dan aula pesantren.Penyampaian materi
dilakukan dengan pendekatan belajar aktif dengan melibatkan seluruh peserta,
memberi kepercayaan untuk berekspresi serta mendayakan potensi peserta untuk
menciptakan pengalaman belajar yang disajikan dengan multimedia. Setiap
kegiatan diawasi oleh pendamping yang akan mengevaluasi pelaksanaan kagiatan.
APA TUGAS SEKOLAH PESERTA . . . ?
1.
Setelah mendaftar, membayar uang tanda jadi (DP)
2.
Melunasi biaya kontribusi paling lambat saat hari
pelaksanaan
3.
Menyerahkan daftar peserta paling lambat 2 hari sebelum
hari pelaksanaan
4.
Menugaskan maksimal 4 guru pendamping pada malam hari
5.
Ikut bertanggungjawab demi suksesnya program.
6.
Peserta wajib membawa perlengkapan harian, sholat dan
mengaji.
SIAPA PEMATERINYA . . . ?
Pemateri dalam
kegiatan Pesantren Ramadhan ini terdiri dari para guru dan ustadz Ponpes Darul
Hikmah yang sudah berpengalaman, antara lain :
1.
Dra Hj. Sunarti,M.Pd.
2.
Thoni Nur Rifa’i, S.Pd.I
3.
Sumadi, S.Si
4.
Enung Hasanah,S.Pd.
5.
Eko Muryanto
6.
Ismoyo,S.Si.
7.
Dll
PENUTUP
Para siswa adalah generasi penerus bangsa kita. Generasi yang akan
membawa kejayaan bangsa adalah yang memiliki keseimbangan antara Iman, Ilmu,
dan Amal. Cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Bulan Ramadhan
adalah momen yang sangat tepat untuk menggembleng para siswa sehingga menjadi
pelajar yang ideal. Karena di bulan Ramadhan ini Rahmat Allah dicurahkan untuk
umat yang beriman. Maka marilah kita memanfaatkan kesempatan yang ada dengan
sebaik-baiknya dengan melaksanakan kegiatan positif di bulan Ramadhan ini.
Semoga Allah SWT meringankan langkah kita dan mempermudah urusan kita.
Akhirnya bisa menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amiin yaa rabbal
‘alamiin.
NB : Daftar Peserta Dapat dikirim kesini
NB : Daftar Peserta Dapat dikirim kesini
Panitia Pesantren Ramadhan
Penanggungjawab Ketua
Dra. Hj.
Sunarti, M.Pd Sumadi,S.Si.
Dokumentasi Pesantren Ramadhan 2011
Salah Satu Dokumentasi Kegiatan Pesantren Ramadhan 2011
di Ponpes Darul Hikmah Pakem
Cek In Peserta
Cek In Peserta
Cek In Peserta
Buka Puasa Bersama
Buka Puasa Bersama
Buka Puasa Bersama
Mengikuti materi kegiatan
Materi Kegiatan
Materi Kegiatan
Materi Kegiatan
Pembukaan Kegiatan
Pembukaan Kegiatan
Materi Kegiatan
Materi Kegiatan
Beristirahat sejenak untuk sesen berikutnya..hehehe
Ayo foto bersama
Wudhu dulu sebelum sholat jamaah
Wudhu dulu sebelum sholat jamaah
Persiapan Sholat Jamaah
Persiapan Sholat Jamaah
Dokumentasi Pesantren Ramadhan 2010
Salah Satu Dokumentasi Kegiatan Pesantren Ramadhan 2010
di Ponpes Darul Hikmah Pakem
ADAB PERGAULAN ISLAMI
ADAB PERGAULAN ISLAMI
Tuntunan
Islam telah sempurna dan mencakup dalam segala aspek kehidupan. Dalam masalah
pergaulan, Islam juga telah mengatur dan memberi pedoman baik yang terdapat
dalam Al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah Saw. Apabila adab dalam pergaulan ini
dapat ditegakkan makan dijamin kehidupan keluarga dan masyarakat akan damai dan
tenteram.
Berikut
ini sebagian dari adab-adab pergaulan Islami yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadits.
1.Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 11-12 :
11.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi
yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman[1410] dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.
[1409] Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya
ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu
tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak
disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah
beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
2. Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 36 :
sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh[294], dan
teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan
tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan
Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang
bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui
ibu bapaknya.
3.Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 30, 31 :
30.
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
31. Katakanlah kepada wanita yang
beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
4. ” Apabila kamu saling berjumpa maka saling
mengucap salam dan bersalam-salaman, dan bila berpisah maka berpisahlah dengan
ucapan istighfar.” (H.R. Aththahawi)
5. ” Yang muda mendahului memberi salam kepada yang
tua, yang lewat kepada yang duduk, dan yang berjumlah sedikit kepada yang
banyak.” ( H.R. Bukhari )
6. ” Menyendiri lebih baik daripada berkawan
dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang shaleh lebih baik daripada
menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada diam, dan diam
adalah lebih baik daripada berbicara yang buruk.” (H.R.Al-Hakim )
7. ” Seorang pemuda yang menghormati orang tua
karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia
lanjut orang akan menghormatinya.” (H.R. Attirmidzi)
KEUTAMAAN DZIKIR
KEUTAMAAN DZIKIR
Amalan dzikir erat kaitannya dengan ibadah yang
paling esensial dalam agama Islam yakni sholat. Dzikrullah adalah metode yang
mujarab untuk membersihkan hati. Seperti sabda Rasulullah ” Dzikrullah syifa’ul qulub ” ( ingat
kepada Allah adalah obat/ pembersih segala penyakit hati ( HR. Imam Tabrani).
Dalam
Al-Quran dan hadits banyak sekali yang berhubungan dengan masalah dzikir, dan
bisa diklasifikasikan dalam beberapa topik.
1.Perintah Berdzikir
a. Perintah dzikir sebanyak-banyaknya
” Hai orang-orang
yang beriman, berdzikirlah ( dengan menyebut nama Allah) dzikir yang sebanyak-banyaknya.” ( Q.S.
Al-Ahzab: 41)
b. Perintah berdzikir dalam keadaan apa saja
”
Apabila kamu telah selesai sholat, maka ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu
duduk dan diwaktu berbaring.” ( Q.S. An-Nisa’ : 103 ).
c. Tidak boleh terlena dengan harta benda
” Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.” (
Q.S. Al munaafiquun : 9 ).
d. Perintah berdzikir di waktu pagi dan petang
” Dan
sebutlah nama Tuhanmu di waktu pagi dan petang.” ( Q.S. Al-Insaan : 25 ).
2.Faedah / Manfaat Dzikir
a. Dengan dzikir, hati menjadi tenteram
” Yaitu
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram .”(
Q.S. Ar-Ra’d : 28 ).
b. Allah akan mengingat kita
” Karena itu
ingatlah ( berdzikirlah) kamu kepada-Ku , niscaya Aku ingat (pula) padamu dan
bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kau ingkari ( nikmat-Ku).”
(Q.S.Albaqarah : 152 ).
c.Dengan berdzikir akan beruntung
” Apabila
telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
(Q.S. Al-Jumuah : 9-10 ).
3.Akibat Kalau Tidak Berdzikir
a. Orang yang tidak berdzikir,termasuk orang yang
sesat.
” Maka kecelakaan
yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah.
Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” ( Q.S.Az-Zumar : 22 ).
b. Orang yang lalai berdzikir akan ditemani
syetan.
” Barangsiapa
berpaling dari mengingat (dzikir) Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan
( yang menyesatkan), maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”
( Q.S. Az-Zukhruf : 36).
c. Orang yang tidak berdzikir akan mendapat
kehidupan yang sulit.
”
Barangsiapa yang tidak mau mengingat Aku , dia akan mendapatkan kehidupan yang
sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta.” (Q.S. Thaaha: 124).
Keutamaan dzikir juga disebutkan dalam banyak
hadits, diantaranya adalah:
1. Perumpamaan
orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang
yang masih hidup dengan orang yang mati. ( HR. Bukhari ).
2. Tidaklah duduk suatu
kaum di suatu majelis, lantas mereka berdzikir, menyebut nama Allah
dalam majelis itu, melainkan malaikat mengelilinginya dan rahmat menaungi
mereka, dan Allah menyebut nama mereka dihadapan orang-orang yang di sisi-Nya.
( HR. Ibn abi Syaibah ).
MUHASABAH
MAKNA MUHASABAH
Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah Saw.
Bahwa Beliau bersabda, ”Orang yang
pandai adalah yang menghisab ( mengevaluasi) dirinya sendiri serta
beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah
yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT. (
HR. Imam Turmudzi, ia berkata hadits ini adalah hasan).
Hadits
tersebut menggambarkan urgensi muhasabah ( evaluasi diri ) dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Karena hidup di dunia merupakan rangkaian dari sebuah
planing dan misi besar seorang hamba, yaitu menggapai keridhaan Robbnya. Dan
dalam menjalani misi tersebut seseorang harus memiliki visi (ghayah), perencanaan ( ahdaf), strategi ( takhtith), pelaksanaan ( tatbiq)
dan evaluasi (muhasabah).
Urgensi Muhasabah
Imam Turmudzi juga meriwayatkan ungkapan Umar bin
Kathab dan Maimun bin Mihran mengenai urgensi muhasabah.
1.Umar r.a. mengemukakan :
”Hisablah
( evaluasilah ) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah)
kalian untuk hari Aradh Akbar ( Yaumul Hisab). Dan bahwasannya hisab itu akan
menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab dirinya di dunia.”
2.Maimun bin Mihran r.a. mengatakan :
”Seorang
hamba tidak dikatakan bertaqwa hingga ia menghisab dirinya sebagaimana dihisab
pengikutnya dari mana makanan dan pakaiannya.”
Urgensi lain dari muhasabah adalah karena setiap
orang kelak di hari akhir akan datang menghadap Allah SWT dengan kondisi
sendiri-sendiri untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya.
Sebagaimana Firman Allah, ”Dan tiap-tiap
mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (
Q.S. Maryam : 95, Al-anbiya : 1 ).
Aspek-aspek yang perlu dimuhasabahi
Terdapat
beberapa aspek yang perlu dimuhasabahi oleh setiap muslim, agar menjadi orang
yang sukses dunia dan akhirat, yaitu :
1.Aspek Ibadah
Pertama
kali yang harus dievaluasi setiap muslim adalah aspek ibadah. Karena ibadah
merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini, sebagaimana yang
tersebut dalam Al-Quran surat Adz-dzaariyat : 56.
”dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”
2.Aspek Pekerjaan dan Perolehan Rizki
Aspek
ini sering kali dianggap remeh, bahkan ditinggalkan dan tidak dipedulikan oleh
kaum muslim. Nabi Muhammad Saw. Bersabda, ” Tidak
akan bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya lima
perkara : umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya kemana dipergunakan,
hartanya dari mana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya sejauh
mana pengamalannya. (HR. Turmudzi ).
3.Aspek Kehidupan Sosial
Yakni
dalam artian hubungan muamalah, akhlak dan adab dengan sesama manusia.
Bagaimanakan dalam berhubungan kita kepada orang tua, guru, teman sebaya, dan
orang yang lebih muda dari kita.
4.Aspek Dakwah
Yang
cukup urgens dan subtansial pada evaluasi aspek dakwah ini adalah, sudah sejauh
mana pihak lain baik dalam skala individu maupun jamaah merasakan manisnya dan
manfaat dari dakwah yang telah sekian lama dilakukan.
Manajemen Qalbu
PEMBAGIAN HATI
Ibnu
Qoyyim al-Jauziyyah membagi hati ( qolbu
) menjadi tiga macam, yakni Hati yang Sehat, Hati yang Mati dan Hati yang
Sakit.
1.Hati Yang Sehat
Yakni
hati yang bersih, yang seorangpun tak akan selamat pada hari kiamat kecuali dia
datang kepada Allah dengannya. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT: ” (yaitu) di hari harta dan anak laki-laki
tiada lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih . ( Q.S. Asy-Syu’ara :
88-89 ).
Disebut
hati yang bersih dan sehat ( qolbun salim ) karena sifat bersih dan sehat telah
menyatu dengan hatinya. Disamping itu ia juga merupakan lawan dari sakit dan
aib. Qolbun salim adalah hati yang selamat dari menjadikan sekutu untuk Allah dengan
alasan apapun. Ia hanya mengikhlaskan penghambaan dan ibadah kepada Allah
semata, baik dalam kehendak, cinta, tawakal, inabah ( kembali ), merendahkan
diri, takut, pengharapan, dan ia mengikhlaskan amalnya untuk Allah semata. Jika
ia mencintai, membenci, memberi, menolak, maka ia lakukan semua itu hanya
karena Allah.
1.Hati Yang Mati
Yakni
hati yang tiada kehidupan di dalamnya. Ia tidak mengetahui Tuhannya, tidak
menyembah-Nya sesuai dengan perintah yang dicintai dan diridhoi-Nya. Ia bahkan
selalu menuruti keinginan nafsu dan kelezatan dirinya, meskipun dengan begitu
ia akan dimurkai dan dibenci Allah. Ia tidak mempedulikan semuanya, asalkan
mendapat bagian dari keinginannya, Tuhannya rela atau murka. Ia menghamba
kepada selain Allah , dalam cinta, takut, harap, ridha dan benci, pengagungan
dan kehinaan. Jika ia mencintai maka ia mencintai karena hawa nafsunya. Hawa
nafsu adalah pemimpinnya, syahwat adalah komandannya, kebodohan adalah
sopirnya, kelalaian adalah kendaraannya. Ia terbuai dengan pikiran untuk
mendapatkan tujuan-tujuan duniawi , mabuk olah hawa nafsu dan kesenangan diri.
Ia tidak mempedulikan orang yang memberi nasihat, sebaliknya mengikuti setiap
langkah dan keinginan syetan. Maka membaur dengan orang yang memiliki hati
semacam ini adalah penyakit, bergaul dengannya adalah racun, dan menemaninya
adalah kehancuran.
3.Hati Yang Sakit
Yaitu
hati yang hidup tetapi cacat. Ia memiliki dua materi yang saling tarik menarik.
Ketika ia memenangkan pertarungan itu, maka di dalamnya terdapat kecintaan
kepada Allah, keimanan, keikhlasan, dan tawakal kepada-Nya. Itulah materi kehidupan. Di dalamnya juga terdapat
kecintaan kepada nafsu, dengki, takabur, bangga diri, kecintaan berkuasa dan
membuat kerusakan di bumi. Itulah materi yang menghancurkan dan
membinasakannya. Ia diuji oleh dua penyeru. Yang satu menyeru kepada Allah dan
Rasul-Nya serta hari akhir. Sedang yang lainnya menyeru kepada kenikmatan
sesaat. Dan ia akan memenuhi salah satu dianatara yang paling dekat pintu
danletaknya dengan dirinya.
Hati
yang pertama selalu tawadhu’, lemah lembut dan sadar. Hati yang kedua kering
dan mati. Hati yang ketiga bisa lebih dekat pada keselamatan dan bisa pula
lebih dekat pada kehancuran.
Allah menjelaskan ketiga jenis hati ini dalam Firman-Nya (Q.S.
Al-Hajj : 52- 54)
52. dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasulpun dan tidak (pula)
seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun
memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang
dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- nya. dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana,
53. agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai
cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar
hatinya. dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam
permusuhan yang sangat,
54. dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al
Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus.
Al-QUR’AN DAN FADHILAHNYA
Al-QUR’AN
DAN FADHILAHNYA
Al-Qur’an secara harfiah adalah “bacaan sempurna “ yang merupakan nama
pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak manusia
mengenal baca-tulis lima ribu tahun yang
lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim. Al-Qur’an layaknya sebuah
permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang
masing-masing
Allah telah menurunkan Al-Q ur’an dan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber
nasehat, obat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.Dua puluh dua
tahun dua bulan dan dua puluh dua hari lamanya, ayat-ayat Al-Qur’an silih
berganti turun, dan selama itu pula Nabi Muhammad Saw, dan para sahabatnya
tekun mengajarakan Al-Qur’an, dan membimbing umatnya. Sehingga, pada akhirnya,
mereka berhasil membangun masyarakat yang terpadu ilmu dan iman, nur dan
hidayah, keadilan dan kemakmuran di bawah lindungan ridha dan ampunan Ilahi
Al-Qur’an adalah petunjuk-Nya yang
apabila kita pelajari akan membantu kita menemukan nilai-nilai yang dapat
dijadikan pedoman bagi kita dalam menyelesaikan berbagai masalah. Dan banyak
sekali fadhilah atau keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam Al-Qur’an yang
tidak bisa penulis utarakan satu persatu, namun
saya akan mencoba menyebutkan sebagian keutamaan Al-Qur’an berdasarkan
dalil-dalil naqli.
Di antara fadhilah –fadhilah Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1. Barangsiapa
beriman dan beramal dengan Al-Qur’an, niscaya Allah akan mengangkat derajat dan
memuliakannya di dunia dan dia kherat .Dan Allah menghinakan siapapun yang
tidak beramal dengannya.
“
Dari Umar bin Khottob ra. Bersabda rasulullah Saw, “sesungguhnya Allah SWT
mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkannya yang lainnya dengannya pula (Muslim).
2. Sebaik-baik
orang adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.
“
Dari Utsman ra, Rasulullah Saw bersabda, “ Sebaik-baik kamu adalah orang
yang belajar Al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah).
3. Setiap
bagian amalan ketika membaca satu huruf
dalam Al-Qur’an tergolong satu kebaikan, dan setiap satu kebaikan Allah
melipatgandakan pahala.
“Dari
Ibnu Mas’ud ra, bersabda Rasulullah Saw, “ Barangsiapa membaca satu huruf dari
kitab Allah, maka baginya satu hasanah (kebaikan). Dan satu hasanah itu sama
dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa ( الم ) alif laam miim satu huruf tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR.Tirmidzi).
4. Dalam
surat Al-fatihah terdapat obat untuk segala macam penyakit.
“
Dari Abdul Malik bin Umair (secara mursal) berkata, Rasulullah Saw bersabda. “
dalam Al-Fatikhah terdapat obat untuk segala penyakit’ (HR. darami, Baihaqi,
Syubhul Iman).
5. Dalam
surat Al-Mulk, ia akan memberi syafa’at kepada seseorang, sehingga ia di
ampuni.
“
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw,
bersabda, “ sesungguhnya ada satu
surat dalam Al-Qur’an yang berisi tiga puluh ayat. Ia akan memberi syafa’at
kepada seseorang, sehingga ia diampuni , yaitu surat Tabarakalladzii biyadhil
mulku”. (HR. Abu Dawud, Ahmad, Nasa’i, Ibnu Majah, Hakim).
Dan
masih banyak lagi fadhilah-fadhilah yang terkandung dalam Al-Qur’an. Dan satu
hal yang perlu diingat bahwa menghafal beberapa ayat-ayat Al-Qur’an secara
tartil untuk dapat menunaikan shalat hukumnya fardhu ‘ain, Sedangkan menghafal
seluruh ayat Al-Qur’an , hukumnya fardhu kifayah, jika tidak ada seorangpun
yang hafizh Al-qur’an, maka seluruh kaum muslimin akan berdosa.
PUASA DAN RAHASIANYA
PUASA
DAN RAHASIANYA
Definisi
Dalam arti bahasa, puasa adalah menahan. Menurut syari’at, puasa adalah
menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan, serta seluruh macam syahwat,
mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Puasa Bulan Ramadlan
Puasa di bulan Ramadlan merupakan salah satu rukun Islam atau kewajiban
untuk umat Islam yang berakal sehat dan sudah baligh. Perintah ini berdasarkan
QS: Al-Baqarah: 183: Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian
berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar
kalian bertqwa.”
Keutamaan Puasa
Dari Abu Hurairah, Rasullullah SAW bersabda: “Puasa itu perisai. Apabila
salah seorang di antara kalian berpuasa hendaklah ia tidak berkata keji dan
membodohi diri. Jika ada seseorang memerangi atau mengumpatnya, maka hendaklah
ia mengatakan: sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwaku berada
di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut yang keluar dari orang yang berpuasa itu
lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi. Orang berpuasa itu meninggalkan
makanan dan minumannya untuk diri-Ku (Allah). Maka puasa itu untuk diri-Ku dan
Aku (Allah) sendiri yang akan memberikan pahala karenanya. Kebaikan itu dibalas
dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari).
Masih dari Abu Hurairah, Rasullullah SAW bersabda,” apabila datang
bulan ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka
serta syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR. Muslim)
Beberapa ulama menafsirkan hadits tersebut sebagai berikut: “yang
dibelenggu adalah syaitan dalam arti yang sesungguhnya. Adapun syaitan yang
diartikan sebagai potensi negatif dalam diri pribadi juga dibelenggu, bagi yang
berpuasa, yaitu potensi negatifnya berkurang drastis. Bagi orang yang tidak
berpuasa, potensi negatifnya tidak terbelenggu. Yang membelenggu adalah dia
sendiri. Selain itu, ada hadits yang mengatakan bahwa salah satu jalan bagi
syaitan dalam tubuh adalah darah. Ini maksudnya adalah bagi orang yang makan,
maka darahnya akan semakin bertambah. Semakin bertambahnya darah, maka
bertambah pula jalan syaitan untuk mempengaruhi diri manusia.
Untuk keutamaan puasa secara umum, bukan hanya pada bulan Ramadlan yaitu
yang dikatakan Sahal bin Sa’ad, bahwa Rasullullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
surga itu mempunyai satu pintu yang disebut Babu Ar-Rayyan. Pada hari
kiamat nanti pintu tersebut akan bertanya: di mana orang-orang yang berpuasa?
Apabila yang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu itu pun akan
tertutup. (HR. Muttafaqun ‘Alaih).
Penetapan Puasa Ramadlan Melalui Ru’yah (Melihat Hilal / Rembulan)
Puasa Ramadlan diwajibkan setelah ru’yah atau melihat hilal /
rembulan, sama seperti penetapan hari raya Idul Fitri. Hal ini didasarkan pada
hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Rasullullah SAW bersabda,
“janganlah berpuasa sehingga kalian melihat hilal, janganlah berbuka sehigga
kalian melihat hilal (pada bulan Syawal) dan janganlah berbuka sehingga kalian
melihatnya. Jika kalian terhalangi oleh mendung, maka perkirakanlah hitungan
pada bulan itu.” (HR. Muslim)
Orang-Orang yang Mendapatkan Keringanan (Berbuka) di Saat
Berpuasa
“(yaitu) dalam beberapa hari
yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):
memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan , maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.” (Al-Baqarah: 184).
Berdasarkan ayat di atas
orang-orang yang mendapat keringanan berbuka saat puasa adalah :
a.
Orang yang Sakit
Di sini, yang dimaksud sakit adalah sakit yang ketika seseorang berpuasa,
maka sakitnya akan bertambah parah, atau menghambat proses penyembuhannya.
b.
Musafir
Maksud musafir di sini ialah jika seseorang menempuh perjalanan 80 km
atau lebih.
c.
Orang yang Sudah Lanjut Usia
Yaitu orang yang sudah lanjut usia dan tidak mampu lagi untuk berpuasa.
Hal ini selain berdasarkan ayat di atas, juga berdasarkan hadits Nabi SAW yaitu
yang diceritakan dari Ibnu Abbas ra. yang berkata: “orang tua yang sudah lanjut
usia diberikan keringanan untuk tidak berpuasa. Akan tetapi, ia berkewajiban
untuk memberi makan setiap harinya kepada fakir miskin dan ia tidak perlu
mengqada’ puasa yang ditinggalkannya.” (HR. Daruquthni dan dishahihkan oleh
Al-Hakim)
d.
Wanita Hamil dan yang Sedang Menyusui
Sebagian ulama mengatakan bahwa wanita hamil dan yang sedang menyusui
diperbolehkan berbuka, tetapi harus mengqada’nya dan memberi makan kepada orang
miskin (bagi yang mampu).
Rukun
Berpuasa
Rukun puasa ada
2, niat dan berpuasa (meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa). Niat ini
dilakukan setiap malam pada bulan Ramadlan. Untuk yang puasa sunnah, niat
dilakukan pada pada malam hari, namun, ketika niat ini dilakukan pada siang
hari, tidak apa-apa (dengan catatan ia belum melalukan perbuatan yang
membatalkan puasa apapun).
Sunnah Puasa
Ketika
menjalankan puasa disunahkan : makan sahur, mengakhirkan makan sahur,
menyegerakan berbuka puasa, berbuka dengan yang manis, membaca do’a ketika
berbuka puasa, memberi makan orang yang berpuasa, memperbanyak sedekah,
taddarus Al-qur’an.
Yang
Membatalkan Puasa
Hal yang
membatalkan puasa : muntah dengan sengaja, haidh atau nifas, Jima’, hilangnya
kesadaran, makan dan minum ( memasukkan sesuatu ke rongga tenggorokan dengan
sengaja ), murtad.
Syarat Wajib
Puasa : Islam, Baligh dan sehat akal, suci dari haidh dan nifas, mampu
melaksnakan puasa.
Syarat Sah
Puasa : Islam, Tamyiz, suci haid dan nifas, bukan hari yang diharamkan
berpuasa.
Rahasia Puasa
(Menahan Rasa Lapar, Haus, dan Seksual)
Manusia merupakan
makhluk yang kompleks. Dalam jiwa manusia terdapat dua sisi, yaitu sisi
kemalaikatan dan sisi kebinatangan. Sisi kemalaikatan yaitu pada bagian hati
nurani dan sisi kebinatangan yaitu pada sisi nafsu. Akal sendiri merupakan
penentu, apakah sisi kemalaikatan yang berjalan atau sisi kebinatangan. Fungsi
dari manusia yang dipenuhi oleh sisi kemalaikatan ialah jiwanya selalu sehat.
Selain itu, jiwa maupun raga akan mudah dikendalikan, sesuai dengan keinginan
hati dan akal sehat. Sebaliknya, jika sisi kebinatangan seseorang lebih
mendominasi dan terlewat batas, maka akan mendatangkan penyakit bagi jiwa dan
sulit mengendalikan diri (yaitu cenderung berbuat dosa).
Cara mengobati penyakit jiwa dan supaya mudah mengendalikan diri adalah
dengan mengurangi sisi kebinatangan yaitu dengan cara berpuasa (Berpuasa itu
sendiri adalah aktifitas menahan hawa nafsu yang terdiri dari menahan rasa
lapar, haus, dan hubungan seks, serta mengendalikan lidah, hati dan anggota
tubuhnya). Inilah makna implisit yang terkandung dalam beberapa hadits seperti
yang berbunyi “puasa bisa menekan hasrat seksual” dan “berpuasalah
maka engkau sehat”.
Hadits lain yang
mengatakan bahwa “apabila datang bulan ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu
surga dan ditutup pintu-pintu neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu” juga
mempunyai makna implisit yang sama. Sisi kebinatangan terwakili dengan kata “ditutup
pintu-pintu neraka dan syaitan-syaitan yang dibelenggu”, dan sisi
kemalaikatan diwakili dengan kata “dibukalah pintu-pintu surga”. Jadi
yang membelenggu syaitan adalah diri kita sendiri, yaitu dengan cara berpuasa.
Hadits ini berlaku bukan hanya pada bulan Ramadlan, tetapi seluruh bulan atau
sepanjang masa, selama seseorang itu melakukan puasa.
Langganan:
Postingan (Atom)